Dari 32 negara tersebut, sebanyak 13 perwakilan diisi oleh negara dari Eropa atau UEFA. Sangat jauh jumlahnya jika dibandingkan dengan regional konfederasi lain seperti Asia dengan jatah 4 - 5 negara, Amerika Latin 4 - 5 negara.
Kemudian Afrika 5 negara, Amerika Tengah & Utara 3 - 4, dan Bahkan Oceania mempunyai jatah 1 tempat, itu pun harus melalui playoff. Jika tidak lolos, maka dipastikan tidak ada perwakilan dari Oceania.
Sekilas pembagian jatah tersebut terlihat tidak adil untuk regional lain. Lalu mengapa Eropa/UEFA punya jatah yang terbanyak di Piala Dunia?
Jawabannya sederhana. Dilansir dari Goal Indonesia, Eropa memiliki banyak tim kuat, yang di atas kertas lebih baik dari kontingen lain.
Seperti yang diketahui, pada ranking FIFA, negara-negara dari konfederasi UEFA selalu meramaikan posisi 20 besar dan tentu bukan tanpa alasan.
Kuota Piala Dunia bisa saja dibagi secara merata, namun gelaran tersebut berpotensi menjadi membosankan. Banyak tim-tim kuat Eropa yang tidak akan bisa mengikuti kompetisi tersebut.
Halaman Selanjutnya :
Untuk itu, jika regional konfederasi lain ingin menambah jumlah kuota, mereka harus bisa mengejar kualitas tim-tim di Eropa.
Terdengar tidak adil untuk regional lain, tapi mengapa Eropa punya jatah lolos sampai 13 di turnamen akbar dunia tersebut?
Gelaran Piala Dunia 2022 digeser pada November hingga Desember tahun ini, namun 13 dari 32 negara peserta berasal dari Eropa.
Jatah kelolosan sebanyak itu mengundang pertanyaan, karena tim dari kontingen lain di luar Eropa tidak sampai menyentuh dua digit – bahkan zona Oceania bisa dibilang memiliki slot 0,5, mengingat mereka harus menempuh jalur play-off seusai menjuarai regionalnya.
Tapi mengapa Eropa seperti anak emas padahal ini adalah panggung dunia? Goal coba mengulasnya!
Perlukah Eropa Diberi Lebih Banyak Jatah Di Piala Dunia?
Dengan tim kuat macam Italia yang gagal lolos di gelaran 2022, ada beberapa pihak yang mendesak jatah Eropa untuk ditambah, dan itu akan terwujud pada 2026 mengingat jumlah kontestan bakal melonjak dari 32 menjadi 48.
Di Amerika Serikat, Kanada dan Meksiko 2026 nanti, UEFA bakal meloloskan 16 tim selagi penambahan besar juga terjadi pada Asia yang memiliki slot delapan dan Afrika yang mencapai sembilan.
Menariknya, perubahan alokasi slot baru akan memberi Oceania jaminan tempat di turnamen final untuk pertama kalinya dalam sejarah Piala Dunia, dan ini akan menjadi turnamen perdana di mana keenam konfederasi telah menjamin partisipasinya.
tvOnenews - Piala Dunia 2022 akan diselenggarakan pada November tahun ini, dan peserta dalam perhelatan pesta sepakbola terbesar di dunia tersebut akan diikuti oleh 32 negara.
Mengapa Eropa/UEFA Punya Jatah Terbanyak Di Piala Dunia?
Jawabannya sederhana. Pada dasarnya, Eropa memiliki banyak tim kuat, yang di atas kertas lebih baik dari kontingen lain – katakan lah Asia.
Di ranking FIFA, tim dari konfederasi UEFA selalu meramaikan 20 besar dan itu tentu bukan tanpa alasan.
Jika Anda ingin membagi tim secara merata, itu juga tidak adil karena Anda juga akan mengabaikan kekuatan dan jumlah tim per benua - di sini UEFA mengayomi 55 negara.
Jika kuota Eropa dikurangi, Piala Dunia di satu sisi akan berjalan membosankan karena tim-tim kuat dari zona tersebut pasti ada yang 'dipaksa' menonton dari rumah sementara yang lebih lemah justru mendapatkan kesempatan bermain.
Rasanya wajar jika Eropa punya wakil terbanyak di ajang ini, karena mereka memang digdaya dari yang lain. Ingat tim Asia macam Arab Saudi yang dibantai Jerman lewat skor 8-0 di edisi 2002? Itu merupakan salah satu indikasi betapa kuatnya regional UEFA dan zona lainnya punya PR untuk mengejar, bahkan sampai saat ini.